Oleh : Rahmi Awalina, S.TP, MP

Batang Arau merupakan salah satu aliran sungai yang membentang dari Bukit Barisan hingga Muara Kota Padang tempat berlabuhnya kapal-kapal transaksi dagang yang berasal dari Mentawai dan sebaliknya serta kapal nelayan pencari ikan. Diketahui Batang Arau memiliki luas DAS mencapai 172 km. Hulu sungai berada pada puncak bukit Punggung Lading Kecamatan Lubuk Kilangan dan Gunung Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang, pada daerah hilir terdapat Pelabuhan Muara

Sebagai salah satu sungai besar di Kota Padang, Batang Arau mempunyai panjang sungai kurang lebih 29,72 km, merupakan kawasan wisata dengan daya tarik yang rendah, karena kualitas airnya yang tercemar dan kotor. Pencemaran dipicu belum optimalnya pengelolaan limbah rumah tangga maupun sampah dari berbagai aktivitas di sepanjang DAS.

Namun kondisi Batang Arau dari tahun ke tahun sangat memprihatinkan, karena tempat pembuangan akhir sampah yang dibawa oleh aliran air sungai sampai ke muara sehingga tumpukan sampah berada disepanjang Batang Arau.

Saat ini Kota Padang sudah dalam kondisi darurat penanganan sampah. Dari banyak sumber didapatkan, per hari saja Kota Padang bisa memproduksi sampah mencapai 800 ton. Dan aliran sungai yang paling merana karena jadi ‘tong sampah’ adalah Batang Arau. Sampah-sampah hanyut atau bertumpuk di tepian sungai seakan jadi pemandangan yang sudah biasa. Sekitar 70% berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa pengolahan.

Sementara pengelolaan sampah tidak didukung oleh fasilitas dan penanganan pengelolaan sampah yang memadai dan jauh dari kata cukup. Potensi timbunan sampah per hari bisa mencapai 1.940 meter kubik, jumlah sampah tersebut dapat menutupi GOR H. Agus Salim dengan ketinggian sampah mencapai satu meter dalam waktu 10 hari.

Beberapa waktu lalu, pemerintah Kota Padang mengadakan Festival Muaro. Kegiatan yang bertempat di Batang Arau ini dilaksanakan dalam masa libur lebaran. Salah satu alasan pemilihan Batang Arau adalah agar lokasi ini bisa menjadi bersih dan menimbulkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah di sepanjang Batang Arau. Sehingga momentum festival ini menjadikan Batang Arau bisa menjadi salah satu objek wisata di Kota Padang yang ramai dikunjungi masyarakat, karena kebersihan sungainya.

Salah satu solusi yang bisa ditawarkan untuk pengembangan kawasan wisata di Batang Arau adalah dengan wisata sungai. Ini perlu mengenali potensi yang ada disekitar kawasan sungai, mengeksplorasi kekhasan untuk dijadikan kekuatan, dan membuat inovasi terbaru atau produk orisinil yang tidak mudah diduplikasi di tempat lain.

Selain itu juga bisa dijadikan tempat learning space bagi para wisatawan, khususnya terkait bisa elajar tentang kearifan local masyarakat sekitar kawasan sungai, aktifitas masyarakat dan lingkungan alam. Spot-spot untuk interaksi perlu diciptakan untuk memberikan kesan dan pengalaman selama mengunjungi kawasan wisata sungai.

Dalam operasionalisasi kawasan wisata sungai, pengelolaan harus dilakukan secara efektif, efisien, dan transparan terkait dengan pihak yang terlibat. Agar konsistensi dapat terjaga dalam implementasinya, perlu dibuat sebuah standard operating procedure (SOP), terkait dengan pengelolaan wisata, pemeliharaan budaya, nilai-nilai tradisi, dan lingkungan sekitar sungai.

Sumber daya manusia sebagai bagian yang terlibat dalam pengelolaan wisata sebagai pelaku usaha, harus dapat memberikan pelayanan prima kepada wisatawan, agar mereka merasa betah serta nyaman selama mengunjungi lokasi wisata.

Kualitas produk-produk wisata yang ditawarkan harus disesuaikan dengan standar internasional, untuk itu perlu dilakukan kegiatan pelatihan SDM kepada pelaku usaha terkait dengan hospitality, penguatan produk dan kemasan, pendidikan, seminar, workshop, benchmark, dll.

Promosi wisata dilakukan melalui media digital, yaitu: website, social media (ig, facebook) ataupun marketplace, dimana dalam situasi sekarang lebih mengutamakan pangsa pasar wisatawan luar daerah, hal ini merupakan potensial market yang luar biasa.

Perlu dikembangkan story telling sesuai konsep wisata sungai, ini akan menjadi penguat, karena cerita akan lebih mudah diingat oleh para wisatawan yang berkunjung. Pembuatan paket-paket wisata yang melibatkan kegiatan budaya seperti latihan menari, aktivitas lokal masyarakat, pembuatan souvenir, dan berbagai aktivitas lainnya, akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Materi promosi, lebih diutamakan tentang keindahan sungai yang bersih, kearifan local masyarakat setepat, spot-spot interaksi sosial, dan interest lainnya.

Adanya kawasan wisata sungai, dapat dijadikan alternatif nilai tambah, variasi dan penyebaran wisatawan, serta menggeliatkan ekonomi masyarakat, sesuai dengan harapan pemerintah. Pada akhirnya kawasan wisata sungai tidak hanya sebagai rantai pasok saja, namun dapat mendukung, menambah peningkatan kunjungan wisatawan, dan menggeliatkan industri pariwisata.

*Tulisan ini sudah pernah terbit di https://langgam.d/